Menjaga Kesehatan Mental Remaja: Tantangan, Faktor Penyebab, dan Solusi
.png)
Biofarma | 3 Februari 2025 | Ditinjau oleh Tim Medis Biofarma
Masa remaja adalah tahap penting dalam kehidupan, di mana individu mengalami perubahan fisik, emosional, dan sosial yang signifikan. Namun, tekanan dari lingkungan dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental. Menurut WHO, 1 dari 7 anak berusia 10–19 tahun mengalami masalah kesehatan mental, dengan depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku sebagai penyebab utama. Di Indonesia, survei I-NAMHS (2022) mencatat bahwa 34,8% remaja mengalami masalah kesehatan mental. Sayangnya, stigma masih menghambat banyak remaja untuk mencari bantuan.
Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja
- Tekanan Sosial dan Media
Ekspektasi tinggi dan perbandingan sosial di media dapat menurunkan rasa percaya diri remaja. Paparan standar kecantikan atau kesuksesan yang tidak realistis meningkatkan risiko kecemasan dan depresi.
- Lingkungan Keluarga
Pola asuh yang terlalu protektif atau kurang perhatian dapat meningkatkan risiko gangguan mental. Konflik keluarga yang tidak terselesaikan dapat memicu stres dan kecemasan pada remaja. Selain itu, ketidakhadiran figur orang tua dalam mendukung emosional remaja juga dapat menjadi faktor yang memperburuk kondisi mental remaja.
- Bullying dan Kekerasan
Perundungan, baik langsung maupun daring (cyberbullying), dapat menyebabkan trauma emosional jangka panjang, seperti rendahnya rasa percaya diri dan kecemasan sosial.
- Kesehatan Fisik dan Gaya Hidup
Kurang tidur, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik dapat berdampak pada kesehatan mental. Konsumsi makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh telah dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi. Kurangnya paparan sinar matahari dan aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi produksi hormon yang berperan dalam menjaga suasana hati.
- Tekanan Akademik
Beban tugas sekolah yang berat serta tuntutan untuk berprestasi sering kali menyebabkan stres yang berlebihan, bahkan berujung pada burnout di kalangan remaja. Kurangnya strategi mengelola waktu dan tekanan akademik yang ekstrem dapat berdampak pada kesehatan mental mereka.
Tanda-Tanda Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja
- Gangguan kesehatan mental sering kali sulit dikenali karena dianggap sebagai bagian dari perubahan pubertas. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
- Kesulitan mengendalikan emosi, sering marah atau merasa sedih berlebihan.
- Perubahan perilaku drastis, seperti menarik diri dari lingkungan sosial.
- Penurunan prestasi akademik yang tidak biasa.
- Gangguan pola makan dan tidur, seperti insomnia atau makan berlebihan.
- Menunjukkan perilaku berisiko tinggi, seperti penyalahgunaan zat terlarang.
- Munculnya keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
- Kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disukai.
- Rasa lelah berlebihan tanpa sebab yang jelas.
Upaya Pencegahan dan Solusi
Menjaga kesehatan mental remaja dapat dilakukan dengan beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh orang tua, pendidik, dan pemerintah, di antaranya:
- Akses ke Layanan Kesehatan Mental
- Menyediakan layanan konseling atau terapi untuk remaja yang mengalami masalah mental sangat penting untuk mendukung mereka mendapatkan bantuan yang tepat.
- Monitoring Gaya Hidup Sehat
- Menjaga pola hidup sehat yang cukup tidur, makan dengan gizi seimbang, dan berolahraga dapat mengurangi gejala stres dan kecemasan pada remaja.
- Mengurangi Stres
- Mengurangi stres di kalangan remaja dengan cara menyediakan lingkungan yang mendukung, termasuk memberikan dukungan emosional dan sosial yang baik dari keluarga dan teman-teman.
- Pendidikan tentang Kesehatan Mental
- Mengedukasi remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan mental melalui kegiatan di sekolah dan komunitas dapat membantu mengurangi stigma terhadap gangguan mental.